jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerapkan tiga cara untuk mengoptimalisasi optimalisasi aset daerah melalui tiga pendekatan utama, yakni digitalisasi, promosi aktif, dan restrukturisasi organisasi.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Surabaya Wiwiek Widyawati menyebut ketiga strategi ini sebagai kunci untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara berkelanjutan, tidak lagi bergantung pada metode pengelolaan aset yang bersifat pasif atau konvensional
Langkah pertama dilakukan melalui penerapan teknologi digital. Pemkot tengah mengembangkan sistem bernama SIKDASDA (Sistem Informasi dan Pengelolaan Aset Daerah) yang memiliki dua fungsi utama: penataan aset internal secara digital dan promosi aset secara eksternal.
“SIKDASDA dirancang untuk mempercepat proses administrasi, memangkas birokrasi, dan meminimalkan kesalahan data. Ini akan menjadikan pengelolaan aset lebih efisien dan transparan,” ujar Wiwiek, Minggu (24/8).
Sistem ini juga menjadi etalase digital yang memungkinkan investor, baik swasta maupun BUMN, mengakses informasi lengkap tentang aset milik Pemkot, seperti lokasi, ukuran, dan peruntukannya.
Kemudian, menekankan pentingnya pendekatan proaktif. Tim BPKAD kini bertindak layaknya tim pemasaran, secara aktif mempromosikan aset yang belum termanfaatkan atau dalam kondisi ‘idle’.
Lewat pemetaan berbasis data dari SIKDASDA, aset-aset potensial di lokasi strategis menjadi prioritas untuk ditawarkan kepada investor.
Pemkot juga membuka akses bagi pelaku UMKM untuk ikut memanfaatkan aset pemerintah, lengkap dengan bimbingan melalui program mentoring usaha.