jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Lima puluh lukisan karya seniman neurodivergen, khususnya penyandang autistik, dipamerkan dalam Pameran Seni Rupa bertajuk Struggle yang digelar di Ruang Dalem Art House, Kelurahan Tirtonirmolo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pameran berlangsung sejak 23 hingga 29 Agustus 2025.
Koordinator penyelenggara pameran Samodro mengatakan bahwa pameran ini bertujuan mendorong masyarakat untuk lebih peduli serta mengapresiasi sekaligus mendukung keberadaan seniman neurodivergen.
"Melalui pameran ini, kami ingin membuka ruang yang inklusif, di mana perbedaan dirayakan dan keindahan lahir dari keragaman," ujar Samodro di sela-sela pembukaan pameran pada Sabtu (23/8).
Neurodivergen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang cara berpikir, belajar, memproses informasi, atau berperilakunya berbeda dari apa yang dianggap neurotipikal atau pola otak kebanyakan orang.
Istilah ini sering digunakan dalam konteks neurodiversity yang menekankan bahwa perbedaan cara berpikir adalah sesuatu yang wajar dan dapat menjadi kekuatan, bukan semata-mata kekurangan.
Dalam pameran Struggle, turut dipamerkan karya dari empat seniman neurodivergen yakni Anugrah Fadly Kreatoseniman dan Reynaldi Kristian dari Yogyakarta, serta Raphael Jason Imanuel dan Sandy Salman Wahyudi dari Jakarta.
Keempatnya menjadikan seni sebagai media ekspresi diri, komunikasi, dan perjuangan batin.
Samodro menjelaskan tema Struggle yang berarti “berjuang” merefleksikan keseharian perjuangan individu neurodivergen mulai dari masa kecil hingga dewasa. Mulai dari berjuang agar bisa berkomunikasi dan keluar dari kesendirian, hingga berjuang untuk diakui sebagai individu yang berprestasi.