jpnn.com, JAKARTA - Masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dinilai sebagai periode emas yang menentukan kualitas kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas anak di masa depan.
Gizi yang tidak tercukupi serta perawatan yang kurang optimal pada fase ini berisiko menimbulkan stuntingsasasss dan gangguan perkembangan otak.
Isu tersebut mengemuka dalam seminar bertajuk “Optimalisasi Peran Bidan dalam 1.000 HPK: Mencegah Stunting dan Mendukung Perkembangan Otak Anak Menuju Indonesia Emas 2045” yang digelar secara hybrid, Sabtu (30/8).
Kegiatan ini diinisiasi PT Frisian Flag Indonesia bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) DKI Jakarta dan DokterIN, diikuti lebih dari 1.000 peserta daring dan 100 peserta luring.
Ketua IBI DKI Jakarta, Udur Diana Tumanggor, SST., M.Keb, menegaskan peran bidan sangat sentral dalam mendampingi ibu hamil hingga tumbuh kembang anak.
“Melalui edukasi gizi yang tepat, bidan dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah stunting sekaligus memastikan generasi mendatang tumbuh sehat, cerdas, dan berkualitas,” ujarnya.
Kepala Seksi Kesehatan Gizi Ibu dan Anak Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Muhammad Fahrisal Arief, menambahkan bahwa pemerintah terus memperkuat sinergi lintas sektor untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting. “Masa depan bangsa kita bergantung pada kualitas hidup anak-anak sebagai generasi penerus,” katanya.
Perwakilan IBI DKI Jakarta, Muklatul Ainiah, dalam sesi talkshow menyoroti pentingnya edukasi nutrisi DHA pada masa 1.000 HPK. Menurutnya, pemahaman gizi yang kuat akan menjadikan bidan agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tumbuh kembang anak.