jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengimbau satuan pendidik untuk mengawasi kegiatan antar-jemput siswa di lingkungan sekolah.
Hal ini dia katakan setelah munculnya kasus vural terkait terjadinya kasus penculikan anak.
Mu'ti meminta seluruh pihak memberikan perhatian khusus terhadap pengasuhan anak, bagi keluarga maupun pihak sekolah.
“Terutama di tingkat pendidikan anak-anak SD awal dan TK, itu kan banyak yang diantar jemput. Nah, saya kira sekolah memang perlu menyiapkan satu aturan untuk memastikan bahwa yang mengantar dan menjemput itu adalah benar-benar dari keluarga anak-anak yang belajar di situ karena seringkali yang menjemput itu tidak dikenal,” kata Mu'ti dikutip Jumat (14/11).
Mu'ti bahkan menyarankan sekolah harus memiliki data lengkap mengenai siapa pengantar dan penjemput masing-masing murid guna mencegah terjadinya penculikan anak di lingkungan sekolah.
Kemudian kepada masyarakat, Abdul Mu'ti juga mengimbau agar setiap rukun tetangga (RT) dapat mengembangkan sistem pengawasan dan penjagaan terhadap anak-anak yang bermain di ruang publik di sekitar rumah mereka, khususnya bagi anak-anak yang bermain tanpa pendamping, seperti asisten rumah tangga (ART).
Menurut dia, setiap RT dapat memperkuat budaya kewargaan (neighborhood) sehingga memiliki kepedulian dan tanggung jawab bersama untuk mengawasi dan menjaga anak-anak di lingkungan mereka.
“Istilah asingnya sering disebut dengan neighborhood ya, mungkin bahasa kitanya adalah kewargaan. Perkuat budaya kewargaan, dimana semua saling menjaga. Walaupun bukan anak sendiri, tapi mereka semua adalah tetangga, keluarga yang harus dijaga bersama-sama,” imbuhnya.






































