jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Citra Institute, Efriza menyatakan nasib eks Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel sangat ironi.
Dia menyebutkan Noel yang sebelumnya sempat sesumbar mengatakan tentang hukuman mati bagi para koruptor, sedangkan sekarang dia jadi tersangka kasus korupsi yang terjadi dari OTT KPK.
"Ini cerminan diri Noel yang seolah pribadi berintegritas, tetapi sesumbarnya ini ternyata ditenggarai untuk menutupi perilaku buruknya. Pernyataan kerasnya, jargon moralitasnya, dan sikap tegas dirinya ditenggarai sebagai alat membangun popularitas sesaat," kata Efriza kepada JPNN.com, Minggu (24/8).
Dia menjelaskan pernyataan Noel itu ingin menciptakan dirinya dengan citra seorang pejabat yang berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi.
Namun, lanjutnya, kenyataan yang terjadi justru berbanding terbalik ketika dirinya tertangkap tangan oleh KPK dengan jabatan sebagai wakil menteri.
"Ini menimbulkan kesan kuat adanya hipokrisi politik, maksudnya apa yang diucapkan berbeda dengan apa yang dilakukannya," lanjutnya.
Efriza juga menyoroti sikap Presiden Prabowo seusai permintaan amnesti dari Noel.
Dia menjelaskan Prabowo saat ini menghadapi situasi yang tidak menyenangkan sebagai Presiden dan Ketua Umum Partai Gerindra.