jpnn.com, JAKARTA - Bertepatan dengan peringatan International Day of Peace, OIC Youth Indonesia menyelenggarakan Board Meeting and Policy Roundtable Discussion on Humanitarian Issues dengan tema “Understanding Beyond Borders: Building Solidarity Across the Ummah and the World” di Jakarta, Minggu (21/9).
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pengurus OIC Youth Indonesia bersama para aktivis muslim lainnya yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu kemanusiaan global.
Hadir sebagai pembicara yakni Presiden Astrid Nadya Rizqita, Sekretaris Jenderal Adlan Athori, Wakil Presiden Yanju Sahara, dan Wakil Sekretaris Jenderal Indre Wanof.
Diskusi mengangkat sejumlah isu internasional yang masih menjadi perhatian dunia, antara lain konflik Palestina–Israel, Kashmir Pakistan–India, dinamika pasca-perang di Karabakh, serta kondisi Uigur di Tiongkok.
Selain itu, perang Rusia–Ukraina turut disorot sebagai konflik yang belum menemukan jalan penyelesaian dan memberikan dampak luas terhadap stabilitas serta kenyamanan kehidupan masyarakat global.
Dalam konteks Tiongkok, diskusi juga menyinggung perbedaan kondisi muslim Hui dan etnis Uigur.
Muslim Hui yang lebih berasimilasi dengan masyarakat Han cenderung mendapat ruang lebih longgar, sedangkan Uigur menghadapi represi lebih keras karena identitas etnis, bahasa, dan budaya mereka dianggap berpotensi menantang konsolidasi nasional.
Presiden OIC Youth Indonesia Astrid Nadya Rizqita menegaskan pentingnya momentum Hari Perdamaian Internasional untuk merefleksikan komitmen bersama.