jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Mengajar menggelar ajang olimpiade sains yang pertama dan bersejarah dalam bidang genomik, bertajuk Olimpiade Genomik Indonesia 2025.
Dilandasi oleh semangat untuk menghadirkan ilmu genomik yang dapat diakses semua anak bangsa,
Olimpiade besutan Indonesia Mengajar bekerja sama dengan Regene Academy, menjadi ajang bagi generasi muda untuk mengenal genetik dengan cara yang inklusif, menyenangkan,dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
OGI dirancang bukan sekadar lomba sains, melainkan ruang untuk belajar, bereksperimen, dan menumbuhkan rasa ingin tahu.
Pesertanya adalah anak-anak SMP dan SMA dari berbagai daerah, baik sekolah unggulan di kota besar maupun sekolah di pelosok negeri yang selama ini jarang mendapat kesempatan ikut kompetisi nasional.
"OGI 2025 mempertemukan anak-anak hebat dari Papua, Nias Barat, Kepulauan Aru, hingga Sigi di Sulawesi Tengah," kata Ketua Pengarah OGI, Prof Amin Soebandrio, Kamis (21/8).
Prof Amin optimistis OGI bukan sekadar kompetisi, melainkan gerakan membuka akses ilmu pengetahuan. Ilmu genomik sering dianggap rumit dan hanya untuk para ilmuwan. Padahal, rasa ingin tahu tentang bagaimana tubuh, alam, dan kehidupan bekerja adalah milik semua orang.
"OGI hadir untuk menjadi ruang eksplorasi, belajar, an terkoneksi dengan masa depan. Inilah bukti bahwa kesempatan yang setara dapat menumbuhkan harapan besar bagi masa depan sains Indonesia,” ujar Prof Amin.