Honorer Hanya Curhat Minta jadi PPPK, Jangan Dibikin Tambah Susah

13 hours ago 8

Honorer Hanya Curhat Minta jadi PPPK, Jangan Dibikin Tambah Susah

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Guru honorer dari Bengkulu Rerissa menangis tersedu-sedu di depan pimpinan dan anggota Komisi X DPR RI, Senin (14/7). Foto: Tangkapan layar YouTube Komisi X DPR RI

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Erna Sari Dewi menekankan curahan hati (curhat) guru honorer dari Bengkulu bernama Rerissa dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi X DPR RI pada Senin (14/7) harus direspons dengan menghadirkan solusi yang substansial.

Ramai diberitakan, Rerissa yang merupakan pengurus Ikatan Pendidik Nusantara (IPN) Provinsi Bengkulu menangis saat RDPU bersama Komisi X DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (14/7).

Keseharian, Rerissa mengajar di SMKN 4 Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.

Sembari menangis, saat itu Redissa menyampaikan bahwa banyak non-ASN sudah mengabdi lebih dari 2 tahun yang mestinya masuk kategori honorer database BKN, tetapi dalam pengumuman kelulusan PPPK tahap 2 malah mendapat kode R4.

R4 (tanpa L) merupakan kode untuk honorer non-database BKN yang dinyatakan tidak mendapatkan formasi PPPK 2024 alias tidak lulus seleksi. Adapun honorer database BKN mendapatkan kode R3.

Dalam RDPU tersebut, Rerissa juga menyampaikan kondisi kesejahteraan guru honorer, termasuk menyebutkan jumlah honor yang dinilainya tidak manusiawi.

Pada kesempatan tersebut, Rerissa juga menyebut besaran gaji honorer yang tidak layak.

Ada yang mendapat gaji hanya Rp 30 ribu per jam. Jika dalam satu bulan mengajar 18 jam, dikalikan Rp 30 ribu, berarti Rp540 ribu.

Para honorer yang sudah lama mengabdi itu hanya sekadar curhat untuk memperbaiki nasib, yakni minta diangkat jadi PPPK.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |