jpnn.com, JAKARTA - Perempuan Penggerak Indonesia (Perak Indonesia) mendorong perempuan harus aktif dalam teknologi, bukan sekadar konsumen di era digital seperti sekarang ini.
"Pemberdayaan perempuan secara digital akan membawa perubahan transformatif di lingkungan keluarga, komunitas, hingga platform global," ujar Ketua Umum Perak Indonesia Fiyatri Widuri dalam Wibinar yang digelar bersama Business and Professional Women (BPW) Internasional dan Fakultas Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah pada Senin (21/4/2025).
Acara bertajuk Menjadi Perempuan Tangguh di Era Overexposure dan Oversharing digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini dan membahas tantangan perempuan di era digital, dengan fokus pada literasi digital, kesehatan mental, serta strategi menghadapi risiko paparan dan berbagi informasi berlebihan.
Widuri menekankan pentingnya keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan kesejahteraan mental.
“Perempuan harus menjadi pelaku aktif dalam teknologi, bukan sekadar konsumen,” ujarnya.
Ia yang juga menjadi delegasi acara UN Escape menambahkan kolaborasi dengan BPW Internasional dan akademisi bertujuan menciptakan solusi konkret untuk memberdayakan perempuan Indonesia.
Sementara itu Presiden BPW Indonesia Dr. Giwo Rubianto menyatakan bahwa webinar ini merupakan bentuk penghormatan terhadap semangat Kartini yang relevan dengan konteks kekinian.
“Kami ingin perempuan tidak hanya merayakan kemajuan, tetapi juga membekali diri dengan literasi digital dan ketahanan mental untuk menghadapi dinamika era digital,” jelasnya.