Diskusi 70 Tahun KAA, BPIP: Dasasila Bandung jadi Warisan Indonesia di Politik Dunia

7 hours ago 5

 Dasasila Bandung jadi Warisan Indonesia di Politik Dunia

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Darmansjah Djumala saat berbicara sebagai narasumber dalam acara bertajuk 'Konferensi Asia Afrika (KAA): Peran Indonesia Membangun Perdamaian Dunia dengan Ideologi Pancasila' yang diselenggarakan BPIP dalam rangka memperingati 70 tahun KAA, Jumat (25/4). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, JAKARTA - DEWAN Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Darmansjah Djumala mengatakan Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan warisan (legacy) Indonesia dalam norma geopolitik atau hubungan politik antara bangsa-bangsa di dunia.

Djumala menyampaikan dalam pergaulan internasional, nama Indonesia tercatat dalam sejarah sebagai penggagas sekaligus tuan rumah KAA di Bandung pada April 1955.

"Bandung Spirit (Semangat Bandung) yang berisi sepuluh prinsip dasar politik luar negeri, yang disebut Dasasila Bandung, menjadi legacy Indonesia dalam norma hubungan politik antara bangsa-bangsa di dunia,," kata Djumala dalam keterangannya, Sabtu (26/4).

Hal itu disampaikannya saat berbicara sebagai narasumber dalam acara bertajuk 'Konferensi Asia Afrika (KAA): Peran Indonesia Membangun Perdamaian Dunia dengan Ideologi Pancasila' yang diselenggarakan BPIP dalam rangka memperingati 70 tahun KAA, Jumat (25/4).

Djumala yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Austria dan PBB di Wina memaparkan Indonesia menggagas KAA karena didorong oleh niat untuk menghimpun persatuan negara-negara yang baru merdeka dan yang masih terjajah di benua Asia dan Afrika.

Situasi dunia saat itu yang masih dihantui perang dingin sangat rentan menarik negara-negara berkembang yang baru merdeka untuk masuk ke dalam orbit pengaruh politik dan ideologi super power kala itu, yaitu Blok Barat berhaluan Liberal-Kapitalis yang dipimpin oleh AS dan Blok Tmur berideologi Sosialis-Komunis di bawah pengaruh Uni Soviet.

Indonesia berinisiatif untuk mempersatukan negara-negara berkembang dalam menghadapi rivalitas dua blok ideologi super power itu.

KAA berhasil merumuskan prinsip dasar dalam menghadapi politik internasional saat itu, yaitu menghormati kedaulatan negara, non-intervention terhadap urusan dalam negeri, dan menciptakan perdamaian.

Dewan Pakar BPIP Darmansjah Djumala jadi pembicara dalam diskusi 'KAA: Peran Indonesia Membangun Perdamaian Dunia dengan Ideologi Pancasila'

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |