jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan yakin penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru 2025/2026 mendatang akan berjalan sukses. Optimisme ini dia sampaikan dalam paparannya pada acara Rapat Akhir Tahun dan Persiapan Nataru 2025/2026 di Jakarta, Rabu (12/11).
“Saya meyakini dan optimistis akan sukses menyelenggarakan angkutan Nataru 2025/2026. Kami memiliki pengalaman sukses dari tahun-tahun sebelumnya. Kunci utamanya adalah tidak boleh menangani event ini sebagai rutinitas biasa, harus ditangani dengan penuh antisipasi,” ujar Aan pada forum yang digelar Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) itu.
Aan menyampaikan sejumlah strategi dan langkah antisipasi untuk mensukseskan penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru 2025/2026. Salah satu hal yang ditekankannya yakni mengenai kolaborasi dan sinergi antarlembaga dan stakeholders, termasuk kolaborasi dengan ATI.
“Kami sukses mengelola Nataru 2024/2025 tentu strateginya adalah sinergi dan kolaborasi, kami tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Sinergi dan kolaborasi yang sudah kita tunjukkan pada tahun-tahun lalu sedianya bisa kita terus laksanakan, sehingga bisa melayani masyarakat dengan baik,” ucap Aan.
Ditjen Perhubungan Darat juga telah memproyeksikan jalan tol tetap akan menjadi pilihan utama masyarakat selama periode libur natal dan tahun baru seiring bertambahnya ruas jalan tol.
Sebagai antisipasi, Ditjen Hubdat telah melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah titik krusial, seperti ruas Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) di Parungkuda, Kab. Sukabumi yang berpotensi mengalami kemacetan parah jika tidak dikelola dengan tepat.
“Kami sudah sampaikan, di Parungkuda, di arterinya juga padat, di tol juga pasti padat karena kemungkinan masyarakat Jakarta yang habiskan libur Nataru akan ada peningkatan. Kalau kita tidak kelola dengan baik, ini akan berpotensi terjadi stuck di sana,” jelas Aan.
Lebih lanjut, Aan mendorong pemanfaatan teknologi dan data real time untuk memprediksi pergerakan kendaraan sebagai tindakan antisipatif. Ia menilai ini penting agar dapat segera melakukan rekayasa lalu lintas dan bukan hanya menunggu hingga lalu lintas benar-benar terhenti.







































