jpnn.com, JAKARTA - Selebritas Asmara Abigail dilaporkan mengalami kerugian puluhan juta rupiah setelah menjadi korban phishing yang mengatasnamakan perusahaan jasa pengiriman J&T.
Peristiwa ini memicu kekhawatiran soal keamanan digital, bahkan di kalangan selebritas yang dinilai cukup akrab dengan teknologi. Penipuan dilakukan dengan menyebarkan tautan palsu yang dikirim melalui pesan singkat kepada korban.
Detektif swasta Indonesia, Jubun membenarkan maraknya modus tersebut. Menurutnya, kasus Asmara Abigail termasuk bentuk social engineering, di mana pelaku menyamar sebagai pihak resmi untuk mendapatkan data pribadi.
“Pelaku kirim link palsu, lalu minta korban mengisi data pribadi. Dari situ mereka bisa masuk ke akun dan melakukan transaksi,” jelas detektif Jubun.
Dalam banyak kasus, data yang diminta mencakup nama, alamat, nomor ponsel, hingga kode OTP. Begitu informasi tersebut diperoleh, pelaku bisa mengeksekusi transaksi hanya dalam hitungan menit.
“Biasanya korban sadar setelah uangnya berpindah tangan,” tambah Jubun.
Dia menegaskan, langkah cepat menjadi kunci untuk meminimalisir kerugian.
“Tiga jam pertama sangat penting. Segera blokir kartu, hubungi pihak bank, dan lapor ke polisi, khususnya Unit Siber,” kata Jubun.