jpnn.com, JAKARTA - Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981 menggagas sebuah studi berjudul "The Effectiveness of Different Modalities of Digital-based Teacher Training Program in Indonesia".
Studi ini menguji efektivitas berbagai pendekatan dan metode pelatihan guru berbasis digital (daring), serta memberikan bukti empiris bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara strategis untuk memperluas dampak pelatihan guru, terutama di daerah dengan keterbatasan infrastruktur pendidikan.
Pada Maret lalu, studi ini terpilih untuk dipaparkan dalam konferensi pendidikan internasional Comparative and International Education Society (CIES 2025) di Chicago, Amerika Serikat.
Studi yang ditulis Head of Monitoring, Learning, and Evaluation Tanoto Foundation, Murni Leo, Education Specialist Lead, Golda Eva Simatupang, dan Digital Assets Specialist, Alexander Haratua ini dipresentasikan dalam sesi “Global Tech Sparks: Pioneering Teacher Development Across Borders”.
Studi ini bertolak dari tantangan nyata yang dihadapi dalam pelatihan guru di negara kepulauan seperti Indonesia, khususnya terkait akses, kualitas fasilitator, dan keberlanjutan pelatihan.
Golda, yang saat itu merupakan pengembang program pelatihan guru Tanoto Foundation, menemukan bahwa, pendekatan pengembangan profesional guru harus mempertimbangkan keragaman konteks wilayah dan tantangan yang dihadapi di lapangan.
Pendekatan seragam (one size fits all) justru berisiko mengabaikan kebutuhan nyata di daerah.
Oleh karena itu, diferensiasi strategi pelatihan menjadi kunci agar kebijakan dapat diimplementasikan secara adaptif dan berdampak di berbagai kondisi lokal