jpnn.com - JAKARTA - Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (BSKDN Kemendagri) menyoroti pentingnya inovasi dan komitmen jangka panjang dalam mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kewilayahan, Kependudukan, dan Pelayanan Publik BSKDN T.R. Fahsul Falah mengungkapkan, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), volume timbulan sampah harian nasional mencapai puncaknya pada 2023, yakni sebesar 118.482 ton/hari dan masih berada pada tingkat tinggi di 2024.
Penjelasan tersebut disampaikannya dalam Forum Diskusi Aktual (FDA) bertema “Waste to Energy: Studi Kasus Pelayanan Pengelolaan Sampah sebagai Energi Alternatif” di Command Centre BSKDN pada Selasa, 29 Juli 2025.
Menyikapi hal tersebut, Fahsul mengatakan waste to energy (WtE) menjadi pendekatan yang tepat jika didukung dengan regulasi, kesiapan infrastruktur dan kesadaran publik yang baik.
"Selain mampu mengurangi volume sampah, pendekatan ini juga menghasilkan nilai tambah berupa energi baru yang mendukung ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi bersih," ungkapnya.
Di acara yang sama, Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo mengatakan, permasalahan sampah sudah menjadi isu strategis nasional yang menyentuh berbagai aspek. Hal ini mulai dari pelayanan publik, kualitas lingkungan hidup, hingga ketahanan energi.
“Sampah menjadi persoalan serius di banyak daerah, timbulnya terus meningkat setiap tahun, ini butuh pengelolaan yang tidak bisa dilakukan dengan pendekatan biasa, perlu terobosan inovatif dan kerja sama lintas sektor," ungkap Yusharto Huntoyungo.
Dia membenarkan salah satu upaya yang dapat dilakukan daerah untuk menangani krisis persampahan yang terus meningkat tersebut adalah dengan mengembangkan pendekatan WtE.