jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meluncurkan Command Center pertama di Indonesia, yang dirancang khusus tahan terhadap gempa bumi di Jakarta, Senin (21/7).
Menggunakan teknologi Friction Pendulum, pusat kendali ini memastikan sistem peringatan dini tetap berfungsi meskipun terjadi guncangan besar.
Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menuturkan Command Center ini dibangun di Jakarta sebagai pusat utama pengolahan data dan kendali operasional peringatan dini bencana.
Proyek ini merupakan bagian dari Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) yang didanai oleh Bank Dunia. Fasilitas cadangan (backup center) juga dibangun di Bali untuk memastikan kontinuitas layanan jika pusat utama terdampak.
“Gedung ini kami rancang dengan struktur tahan gempa yang mengandalkan teknologi Friction Pendulum Base Isolator untuk meredam guncangan. Artinya, ketika gempa terjadi, seluruh sistem tetap bisa berjalan tanpa gangguan. Ini bukan sekadar gedung, tapi jantung dari sistem penyelamat nyawa,” ujar Dwikorita.
Dwikorita menambahkan, IDRIP merupakan langkah strategis untuk memperkuat sistem nasional peringatan dini berbasis geofisika dan iklim, yaitu Tsunami Early Warning System (TEWS), Earthquake Early Warning System (EEWS), Meteorology Early Warning System (MEWS), dan Climatology Early Warning System (CEWS).
Pusat kendali ini akan mengintegrasikan seluruh sistem tersebut dalam satu ruang komando, dengan kemampuan monitoring 24/7 dan sistem backup canggih.
“Kami membangun ini sebagai komitmen terhadap Visi Indonesia Emas 2045 — menjadikan Indonesia negara tangguh bencana dan berdaulat teknologi,” lanjutnya.