jpnn.com, JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mengembangkan skema Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah terpencil.
Upaya itu menjadi langkah prioritas yang diupayakan untuk meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat di wilayah yang sulit dijangkau.
"Kami sedang mengembangkan SPPG pemenuhan gizi di daerah terpencil, yang sudah kami data itu 8.000," kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX, Rabu (12/11).
Dadan menjelaskan daerah terpencil yang menjadi target, yakni wilayah dengan akses sulit, seperti daerah pegunungan, kawasan yang dibatasi sungai atau laut, serta pedalaman.
"Daerah terpencil, yang tidak bisa dijangkau lebih dari 30 menit dari area terdekat," tuturnya.
Program SPPG tersebut akan dilakukan dengan melibatkan kerja sama antara BGN dan pemerintah daerah (Pemda), untuk menentukan titik berbasis kebutuhan.
BGN merencanakan untuk mendirikan SPPG dengan kapasitas terbatas, agar sesuai dengan kebutuhan di daerah tersebut.
"Sehingga harus didirikan SPPG yang kapasitas di bawah 100 dengan ukuran 10x15 dan berikan seluasnya untuk Pemda, termasuk calon investor," kata Dadan.







































