jpnn.com - Bencana kebakaran di RW 04, Kapuk Muara, Jakarta Utara, bukan hanya meluluhlantakkan ratusan rumah, tetapi juga mengguncang kehidupan warga secara emosional dan psikologis.
Di antara reruntuhan dan tenda-tenda pengungsian, bantuan dari berbagai pihak datang tak hanya membawa logistik, tapi juga menyuntikkan harapan.
Ketua RW 04 yang mewakili suara warganya, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah hadir dan peduli, khususnya Yayasan Buddha Tzu Chi dan Agung Sedayu Group (PIK) yang menyalurkan bantuan kemanusiaan secara langsung.
“Kami sangat terharu dan berterima kasih atas segala bentuk perhatian, bantuan, dan kepedulian yang telah diberikan. Kehadiran semua pihak di tengah kami memberikan rasa hangat di saat yang sulit. Semoga kebaikan ini menjadi berkah bagi semua,” katanya.
Pernyataan itu bukan sekadar formalitas. Di lapangan, kehadiran relawan dan bantuan langsung dirasakan oleh para penyintas yang kini menjalani hari-hari di bawah terpal pengungsian, tanpa kepastian kapan bisa kembali ke rumah.
Salah satunya, Ibu Siti (45 tahun), yang kini tinggal bersama anak-anaknya di tenda darurat, tak kuasa menahan air mata saat menerima bantuan logistik.
“Kami benar-benar tidak menyangka akan mendapat perhatian sebesar ini. Bantuan ini sangat berarti bagi kami, setidaknya untuk bertahan sementara. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah peduli,” tuturnya sambil menahan tangis.
Bagi warga seperti Ibu Siti, yang kehilangan segalanya dalam satu malam, bantuan bukan hanya soal isi paket, tetapi juga soal rasa didengar dan tidak ditinggalkan. Itulah mengapa, setiap tangan yang menjulur, setiap pelukan, dan setiap kata penyemangat menjadi bagian penting dari proses pemulihan.(jpnn)
