jpnn.com, JAKARTA - Buku berjudul Menelusuri Jejak Desain Majalah Femina, hasil kolaborasi akademisi dan praktisi media perempuan resmi diluncurkan dalam sebuah acara yang berlangsung di Beranda, Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (26/7).
Buku setebal 124 halaman ini ditulis oleh Dr. Ariani Kusumo Wardhani, M.Ds.CS., dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Mercu Buana bersama Widarti Gunawan pendiri sekaligus mantan Direktur Editorial Majalah Femina.
Buku tersebut merupakan dokumentasi komprehensif mengenai proses desain, tata letak, hingga transformasi teknis yang dialami Majalah Femina sejak edisi perdana tahun 1972 hingga memasuki era digital.
Disusun dengan pendekatan historis sekaligus akademis, buku ini memuat berbagai prinsip desain, kisah editorial serta analisis visual yang memperlihatkan bagaimana Femina berperan membentuk representasi perempuan modern Indonesia selama lebih dari lima dekade.
Selama lebih dari 50 tahun, Femina bukan sekadar majalah. Ia menjelma ikon budaya populer perempuan urban Indonesia. Namun, tak banyak yang mencermati bagaimana wajah visualnya dibentuk.
Buku ini hadir sebagai upaya pencatatan sejarah desain Femina—sejak edisi perdana yang terbit 18 September 1972 hingga dekade disrupsi digital yang mengguncang media konvensional.
“Sebagai desainer, saya ingin tahu bagaimana desain Femina bisa bertahan dan berkembang di tengah arus perubahan zaman, teknologi, dan gaya hidup,” kata Ariani dalam sambutannya.
Dia mengaku buku ini berangkat dari kegelisahan akademis dan rasa hormatnya terhadap dunia penerbitan perempuan yang membesarkannya.