jpnn.com - Aksi demonstrasi kolosal di banyak kota di Indonesia belakangan bukan hanya luapan kemarahan rakyat terhadap para wakilnya di parlemen, melainkan sebuah determinasi historik bahwa kekuasaan sejatinya milik rakyat.
Wakil rakyat sudah seharusnya bersikap rendah hati dan hormat terhadap rakyat sebagai pemilik kekuasaan.
Narasi dan tindakan publik dari para wakil harus diselaraskan dengan kondisi hidup rakyat yagn telah memilih mereka untuk duduk dalam jabatan publik.
Sebagai analis politik, saya membacanya dalam skala makro bahwa gelombang aksi massa belakangan ini tidak berdiri sendiri dan terpisah dari gerakan penolakan kenaikan pajak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dan daerah lain di Indonesia.
Kita bisa saja mengkritisi kelemahan skenario managemen efisiensi di Kementerian Keuangan, tetapi poinnya bukan hanya di situ.
Sejak peristiwa Pati, sebetulnya sudah terlihat ada potensi terjadinya gelombang aksi besar yang bisa melahirkan gerakan kolosal yang boleh kita sebut “Jawa Spring” (Musim Semi Jawa).
Istilah ini hanya meniru istilah “Arab Spring” atau Musim Semi Arab yang merujuk pada gelombang demokratisasi besar-besaran di Timur Tengah yang dimulai akhir 2010.
Pati di tanah Jawa memiliki sejarah yang istimewa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.