jpnn.com, JAKARTA - Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Alan Landi menyoroti kasus keracunan massal yang melibatkan puluhan siswa dari tiga sekolah menengah atas (SMA/SMK) setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada pertengahan Juli 2025.
Sebanyak 77 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing, dan lemas, setelah menyantap menu MBG.
Diketahui pada Rabu, 23 Juli 2025, puluhan siswa dari SMAN 1 Tambolaka, SMKN 2 Kota Tambolaka, dan SMK Don Bosco diduga keracunan setelah mengonsumsi MBG saat jam istirahat.
“Persoalan keracunan massal bagi siswa yang mengonsumsi MBG tidak boleh berulang. Harus ada evaluasi menyeluruh,” tegas Alan Landi saat berada di Kompleks Parlemen (MPR, DPR, DPD RI), Senayan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Menurut Alan Landi, pemerintah pusat perlu melakukan pengawasan agar pengadaan dan pelayanan MBG tetap memperhatikan kualitas nutrisi dalam makanan yang disajikan.
“Program MBG tidak sekadar memberikan makanan, tetapi hal yang penting adalah kualitas makanan,” ujar Alan Landi yang juga putra kelahiran Sumba Barat Daya ini.
Lebih lanjut, Alan Landi secara khusus meminta Kepala Badan Gizi Nasional untuk membentuk tim khusus di setiap daerah untuk memastikan kandungan nutrisi dalam produk MBG.
Selain itu, Alan Landi juga Pemkab SBD untuk berperan aktif dalam mengawasi prosses pengadaan dan distribusi paket MBG tidak sesuai stantar sehingga tidak menimbulkan keracunan.