jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah aktivis pro-Palestina mempertanyakan klaim sebuah perusahaan multinasional asal Prancis, yang menyatakan tidak memiliki hubungan atau afiliasi dengan Israel.
Meskipun dalam pernyataan resminya mengakui adanya kolaborasi dengan startup asal Israel di bidang teknologi pangan dan produksi susu.
Sukron Jamal, aktivis dari Jaringan Muslim Madani, menilai pernyataan tersebut kontradiktif dan membingungkan publik.
“Bagaimana bisa mengeklaim tidak memiliki hubungan dengan Israel, tetapi di saat yang sama mengakui ada kerja sama bisnis dengan entitas Israel? Ini bentuk inkonsistensi yang nyata,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (21/7).
Dia menjelaskan, dalam prinsip gerakan boikot, bentuk kolaborasi ekonomi sekecil apa pun dengan entitas asal Israel, sudah termasuk bentuk dukungan terhadap sistem yang menindas rakyat Palestina.
Meskipun kerja sama itu dilakukan untuk inovasi pangan, lanjut Sukron, tetap saja memberikan manfaat ekonomi bagi Israel.
“Keuntungan dari kolaborasi ini bisa mengalir ke industri sipil dan militer Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka argumen bahwa kerja sama itu bersifat non-militer menjadi tidak relevan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sukron menyoroti bahwa perusahaan tersebut telah memiliki hubungan strategis selama puluhan tahun dengan perusahaan makanan terbesar kedua di Israel.
