jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi, menyambut positif keberhasilan penyelesaian negosiasi proyek ekosistem baterai kendaraan listrik antara Indonesia dan konsorsium Tiongkok senilai Rp 95,4 triliun.
Dia menilai capaian ini merupakan hasil dari arah kepemimpinan yang tegas dan visioner dari Presiden Prabowo Subianto yang diterjemahkan secara cepat dengan eksekusi teknis yang taktis oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
“Rantai komando kombinasi ketegasan dan visi Presiden Prabowo yang dilaksanakan secara cepat dan taktis oleh Menteri Bahlil, terus berbuah manis. Sinergi tiki-taka ini kini kembali melahirkan terobosan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik RI–China senilai Rp 95 triliun setelah tiga tahun mandek,” kata Abdul Rahman, Senin (30/6).
Dia menegaskan bahwa Indonesia harus menjadikan proyek ini sebagai tonggak untuk memastikan daerah tidak hanya menjadi lokasi industri, tetapi juga pelaku aktif.
"BUMD, koperasi, UMKM, dan tenaga kerja lokal harus disiapkan untuk mengambil bagian. Pemerintah daerah perlu mengalokasikan Dana Bagi Hasil (DBH) untuk pelatihan, penguatan usaha lokal, dan keterlibatan rantai pasok,” lanjutnya.
Menurutnya, jika hilirisasi hanya dinikmati oleh investor besar atau terkonsentrasi di pusat, maka nilai tambah yang dihasilkan tidak akan maksimal bagi masyarakat.
“Kita tidak boleh hanya membangun pabrik. Kita harus membangun sistem yang melibatkan rakyat,” katanya.
Dia pun menyambut baik dampak langsung proyek ini terhadap pengurangan impor energi.