jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima anugerah Bintang Jasa dari Pemerintah Jepang atas upaya memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
Anugerah kehormatan dari Pemerintah Jepang ini tak hanya menjadi simbol kuatnya persahabatan Indonesia dan Jepang, tetapi juga menjadi kado spesial dalam momentum peringatan HUT RI ke-80 pada tahun ini.
Dalam Press Briefing di KBRI Tokyo setelah menerima penghargaan tersebut, Menko Airlangga mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia mempunyai peran cukup penting, yang membuat hubungan kedua negara harus tetap dijaga lebih kuat, sehingga akan menjaga keberlangsungan bisnis yang selama ini sudah berjalan baik.
“Terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah mengizinkan saya hadir (di Jepang) untuk menerima penghargaan ini. Tentu kami mengapresiasi dukungan Pemerintah dan stakeholders Jepang dalam berbagai kerja sama dengan Indonesia, terutama sejak 2016 ketika saya menjadi Menteri Perindustrian, sampai dengan 2019 saya menjadi Menko Perekonomian,” kata Menko Airlangga.
Selain kepada Menko Airlangga, penghargaan yang diserahkan langsung oleh Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba itu, diberikan juga kepada Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2009-2014 Marty Natalegawa.
“Tadi (setelahnya) ada pertemuan dengan Kaisar Jepang. Di mana dalam pertemuan itu, Kaisar menyampaikan terima kasih atas kerja sama Jepang dengan negara-negara mitra, karena yang hadir di situ bukan hanya dari Indonesia, tetapi dari berbagai negara di seluruh dunia. Selain itu, Kaisar juga berpesan agar semuanya tetap sehat dan kembali dengan selamat,” papar Menko Airlangga.
Indonesia juga turut aktif dalam inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC) yang diluncurkan oleh Perdana Menteri Jepang periode 2021-2024 Fumio Kishida pada gelaran G20 Tahun 2022 di Indonesia. Salah satu proyek AZEC sudah diluncurkan pada 5 Mei 2025 yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh di Solok, Sumatera Barat. Sementara itu, beberapa proyek yang masih dalam pipeline seperti Proyek Legok Nangka Waste-to-Energy, PLTP Sarulla, serta Proyek Jaringan Transmisi antara Jawa-Sumatera.
“Untuk AZEC, Pemerintah Jepang sudah menyiapkan dana khusus sebesar 500 juta dolar AS, dan sekarang Indonesia dan Jepang sudah menyiapkan lebih dari 175 MoU, yang dalam pipeline itu beberapa proyeknya terkait pengurangan emisi menuju Indonesia Net Zero Emission di 2060. Dan, dalam pertemuan antara Presiden Prabowo dan Mantan PM Kishida beberapa waktu lalu, patut diapresiasi bahwa Indonesia dan Jepang membuat joint task force, yang kebetulan di Indonesianya dipimpin Kemenko Perekonomian,” ungkap Menko Airlangga.