jpnn.com - Haikal yang punya mimpi itu. Ia anak buruh serabutan. Di pelosok Manna, Bengkulu Selatan. Haikal bisa meraih mimpi itu, bahkan bisa ikut ke Amerika --jauh melebihi yang ia impikan: sekadar bisa ikut DBL.
"Mimpi ikut DBL" ternyata telah merayap sampai Manna, padahal tidak ada DBL di Manna. Jangankan di Manna, di ibu kota provinsi Bengkulu pun belum ada DBL.
Sebanyak 14,517 penonton memadati Final DBL Jakarta 2024 pada Jumat, 6 Desember 2024 di Indonesia Arena-DBL Indonesia-
Anda sudah tahu, DBL: liga bola basket pelajar terbesar di Indonesia. Yang salah satu pertandingan finalnya saja -untuk Seri Jakarta- selalu digelar di Indonesia Arena. Venue yang dibangun untuk Piala Dunia Basket.
Selama ini lebih dari 1.000 SMA se-Indonesia ikut DBL. Melibatkan sebanyak 20.000 pelajar sebagai pemain basket. Ada pula 12.000 lebih sebagai dancer. Kok ada dancer-nya? Ya itulah bedanya DBL. Dancer itu mendampingi tim basket. Mereka tampil menghibur di pertengahan babak.
Angka yang di atas itu belum termasuk siswa yang datang sebagai suporter sekolah. Mereka juga dilombakan kreativitasnya. Kreativitas mereka membuat spanduk kemarin sempat dibanding-bandingkan dengan suporter Arsenal.
Saat ini mayoritas para tim nasional basket Indonesia punya latar belakang sebagai pemain DBL, terutama tim wanitanya.
Yang membedakan DBL dan kompetisi basket lainnya adalah, tiap tahun mereka punya program DBL Camp. Pemain-pemain terbaik hasil kompetisi dimasukkan camp latihan khusus. Selama seminggu mereka dilatih sekaligus diseleksi para pelatih dari World Basketball Academy (WBA) Australia.