jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah membuka opsi pasar baru untuk ekspor minyak kelapa sawit sebagai salah satu mitigasi Indonesia menyusul konflik India dan Pakistan.
Direktur Tanaman Sawit dan Aneka Palma Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan Ardi Praptono mengatakan beberapa negara tersebut antara lain negara-negara di Afrika seperti Mesir hingga Afrika Selatan, serta negara-negara di Asia Timur.
"Kami akan membuka pasar-pasar baru, terutama di Afrika dan lain-lain. Belajar pengalaman ya, dari kemarin (negosiasi tarif impor) dengan Amerika Serikat juga, kami akan fokus pada pembukaan pasar-pasar baru," kata Ardi.
Lebih lanjut, Ardi mengatakan Indonesia sebagai salah satu produsen minyak sawit dunia harus bisa adaptif terutama dalam hal promosi dan pemasaran produk yang lebih luas.
Hal ini, lanjut dia, juga harus sudah menjadi perhatian para pemangku kepentingan terkait, terlepas dari masih belum adanya dampak signifikan dari konflik ini bagi ekspor minyak sawit Indonesia.
"Kalau melihat perkembangan sekarang, ini memang (nantinya) akan berpengaruh. Oleh karena itu, tadi saya katakan, mitigasi itu menjadi penting. Indonesia harus penetrasi kepada pasar-pasar baru, saya kira itu," ujar Ardi.
Menurut dia, situasi wilayah India yang berbatasan dengan Pakistan, tempat baku tembak dan pencegatan pesawat nirawak dilaporkan terjadi pada malam sebelumnya, tetap tenang, kantor berita ANI melaporkan pada Selasa (13/5/2025).
Pada 10 Mei, India dan Pakistan telah sepakat untuk menghentikan semua penembakan dan tindakan militer di darat, udara dan laut mulai pukul 17.00 waktu setempat (18.30 WIB).